I
S
U
S
N
Oleh:
Fadilah 1820100079
Siti
Qhomaria 1820100062
Dosen Pembimbing :
Handi Wijaya Parinduri, M.Pd.
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PADANGSIDIMPUAN
2019
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul "Karakteristik Ajaran Islam " dengan sebaik-baiknya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
telah memuliakan derajat kaum perempuan sejajar dengan kaum laki-laki
(kesetaraan gender).
Adapun tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti mata kuliah. Dengan
kerendahan hati semoga apa yang tertulis dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Sangat disadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik yang kontruktif sangat
diharapkan dari para sahabat dan sahabati demi terciptanya suatu pembangunan
peradaban Islam.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR
ISI......................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.
Latar Belakang............................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Islam menurut ajaran islam ......................................................... 2
B. Karakteristik ajaran islam............................................................ 4
BAB III PENUTUP..............................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama yang didakwahkan secara
sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelamatkan dunia yang terpecah-pecah dalam
berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisi yang
belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah membahas
karakterisitik ajaran islam, karena ruang lingkupnya sangat luas, mencakup
berbagai aspek kehidupan umat islam. Untuk mengkaji secara rinci semua
karakteristik ajaran islam perlu di telusuri, mulai dari risalah Allah terakhir
dan menjadi agama yang di ridhoi Allah, untuk dunia dan seluruh umat manusia
sampai datangya hari kiamat.
Karakteristik yang dimiliki islam,
yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan, pendidikan, social, ekonomi,
kesehatan, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik ajaran islam
adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim dengan bersandarkan
Al-Qur’an dan Hadist dalam berbagai bidang ilmu, kebudayaan, pendidikan,
sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin ilmu, dan
berbagai macam ilmu khusus. Karakteristik ini banyak terdapat di dalam
sumber-sumber ajaran Al-Quran dan Al-Hadits. Maka dari itu kedua sumber ini
telah menjadi pedoman hidup bagi setiap umat Islam sekaligus menjadi sumber
dari pembuatan makalah ini. Aspek-aspek sumber kehidupan ini diberi karakter
tersendiri dalam berbagai ilmu pengetahuan, ekonomi, social, politik,
pekerjaan, kesehatan, dan disiplin ilmu untuk sepanjang masa.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian islam menurut ajaran islam ?
2. Apa
sajakah karakteristik ajaran islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam Menurut Ajaran
Secara etimologi, kata islam berasal
dari Bahasa Arab, yakni Aslama, Yuslimu Islaman yang berarti
keselamatan. Kata ini juga bias dibentuk dari tiga susunan huruf yaitu sin,
lam, dan mim. Dalam Al-Qur’an kata-kata yang dibentuk
dari huruf tersebut memiliki banyak makna yaitu :
1. As-salmu yang berarti damai yang termaktub
dalam Al-Qur’an surah Anfaal:61
وَاِن
جَنَحُواْ لِلسَّلْمِ فَاجَنْحْ لَهاَ وَتَوَ كَّلَ عَلَى آللَّهِ إنَّهُ هُوَ
آاسَّمِيعُ آلْعَلِيمِ
Terjemah :
“ Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya dialah yang Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui “.[1]
2. Aslama yang bermakna pasrah terdapat
pada Al-Qur’an An-Nisa ayat 125, yang artinya adalah “ Dan siapakah yang lebih
baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan diri kepda Allah, sedang
diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan
Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.[2]
3. Saliim sebagaimana
terdapat dalam Al-Qur’an Asy-Syu’ra ayat 89
4. Salamun yang berarti
selamat, yang berada dalam Al-qur’am Surah Maryam ayat 47.
Kata
islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu
yang datang dari Allah SWT,. Bukan dari manusia, dan bukan pula berasal dari
Nabi Muhammad SAW. Posisi nabi dalam agama islam diakui sebagai yang ditugasi
oleh Allah untuk menyebarkan ajaran islam terssebut kepada umat manusia. Dalam
proses ajaran islam, nabi terlibat dalam memberi keterangan, penjelasan,
uraian, dan contoh prakteknya. Namun keterlibatan inni masih dalam batas-batas
yang dibolehkan tuhan. Dengan demikian, secara istilah islam adalah nama bagi
suatu agama yang berasal dari Allah SWT.[3]
Kata
islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia
dari suatu negeri. Kata islam adalah nama yang diberikan oleh Tuhan sendiri.
Hala demikian dapat dipahami dari petunjuk ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan
oleh Allah SWT.
Selanjutnya
dilihat dari segi ajarannya, Islam adalah agama yang sepanjang srejarah
manusia. Agama dari seluruh nabi dan rosul yang pernah diutus oleh Allah SWT.,
pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama bagi Adam
as, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan nabi Isa as. Hal
demikian dapat dipahami dari yat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an yang
menegaskan bahwa nabi tersebut termasuk orang yang berserah diri kepada Allah.
Namun demikian perlu ditegaskan, bahwa meskipun para nabi tersebut telah
meyatakan diri, akan tetapi agama yang mereka anut itu bukan bernama agama
islam. Misi agama yang mereka anut adalah islam, tetapi agama yang mereka bawa
namanya dikaitkan dengan nama daerah atau nama penduduk yang menganut agama
tersebut. Agama yang dibawa oleh Nabi Isa as misalnya, meskipun misinya
penyerahan diri kepada Allah (Islam), tetapi nama agama tersebut adalah
Kristen, yaitu nama yang dinisbahkan kepada Yesus Kristus sebagai pembawa agama
tersebut, atau agama Nasrani, yaitu naama yang dinisbahkan kepada tempat
kelahiran Nabi Isa, yaitu Nazaret.
B. Karakteristik Ajaran Islam
Karakteristik
ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap muslim
dengan berpedoman pada Al-qur’an dan Hadist. Dari berbagai sumber tentang islam
yang ditulis para tokoh, diketahui bahwa islam memiliki karakteristik yang
khas, yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam ajrannya. Karakter tersebut
anatara lain :
1. Dalam bidang sosial
Karakteristik
ajaran islam dibidang sosial ini, Islam menjunjung tinggi tolong menolong,
saling menasihati, kesetiakawanan, kesamaan derajat, tenggang rasa dan
kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan islam
bukan ditentukan oleh nenek moyangya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, jenis
kelamin, dan lain sebagainya yang berbau rasialis. Kualitas dan ketinggian derajat
seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya
yang bermanfaat bagi manusia.[4]
2. Dalam bidang ekonomi
Karakteristik
ajaran islam yang selanjutnya dapat dari konsepsinya dalam bidang kehidupan
yang harus dilakukan. Urusan di dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan
akhirat, kehidupan akhirat dapat dicapai dengan dunia. Pandangan islam mengenai
kehidupan di bidang ekonomi itu dicerminkan dalam ajaran fiqih yang menjelaskan
bagaimana menjelaskan sesuatu usaha ataupun ajaran islam mengenai berzakat juga
dalam konteks berekonomi.[5]
3. Dalam bidang
kesehatan
Ciri khas islam selanjutnya dapat
dilihat dari konsepnya mengenai kesehatan. Ajaran islam memegang prinsip
pencegaham yang lebih dari pada penyembuhan. Prinsip ini berbunyi al-wiqayah
khairmin al-‘laj.[6] Untuk menuju
pada upaya pencegahan tersebut, islam menekankan segi kebersihan lahir dan
batin. Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal,
lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan lain sebagainya.
4. Dalam bidang
politik
Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 156
terdapat perintah mentaati ulil amri terjemahannya termasuk
penguasa di bidang politik, pemerintah dan agama. Dalam hal ini islam tidak
menerangkan atau meyuruh ketaatan yang buta. Tetapi menghendaki suatu ketaatan
yang kritis dan selektif, maksudnya adalah jika pemimpin tersebut berpegang
teguh kepada tuntunan Allah SWT., dan Rasul-Nya maka kita patut mentaatinya,
tetapi jika pemimpin tersebut bersebelahan dan bertentangan dengan kehendak
Allah SWT., dan Rasul-Nya maka boleh dikritik atau diberi saran agar kembali ke
jalan yang benar denga cara-cara yang persuasif. Dan jika pemimpin tersebut
juga tidak meghiraukan, boleh saja untuk tidak dipatuhi.[7]
5. Dalam bidang
pekerjaan
Atas dasar ini maka kerja yang
dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah kepada pengabdian kepada
Allah SWT., dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu islam tidak
menekankan pada banyaknya pekerjaaan, tetapi pada kualitas manfaat kerja.
6. Dalam bidang akidah
Karakteristik
Islam yang dapat dikeetahui melalui bidang akidah ini bahwa akidah islam
bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyaniki daan diakui
sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah.[8]
Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena
akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerjaa yang tidak
sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah. dalam prosesnya keyakinan tersebut
harus langsung, tidak boleh melalui perantara.
Akidah
dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang
wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat yaitu
menyatakan tiada Tuhan selain allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai
utusan-Nya; perbuatan dengan amal sholeh. Akidah demikian itu mengandung arti
bahwa dari orang yang beriman tidak adaa rasa dalam hati; atau ucapan dimulut
dan perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah,
yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan yang dikemukakan oleh yang beriman
itu kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.[9]
7. Dalam bidang agama
Menurut
Nurcholis Madjid dalam bukunya yang berjudul Islam Doktrin dan Peradapan.
Beliau berbicara tentang karakteristik ajaran islam dalam bidang agama, islam
mengakui adanya Pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah sebuah aturan
Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga tidak mungkin untuk dilawan atau
diingkari.[10] Dan islam
adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali
yang berdasarkan paganisme dan syirik, untuk hidup dan menjalankan ajran
masing-masing dengan penuh kesungguhan.
Karakteristik
ajaran islam dalam bidang gama tersebut disamping mengkui adanya pluralism
sebagai suatu kenyataan, juga mengkui adanya universalisme, yakni mengajarkan
kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak
pada keselamatan.[11] Dengan
demikian, karakteristik ajaaran islam dalam visi keagamaannya bersifat toleran,
pemaaaf, tidak memaksakan, dam saling menghargai kaarenaa dalam pluralisme
agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.
8. Dalam bidang ibadah
Secara harfiah berarti bakti manusia
kepada Allah SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid. Majeis
Tarjih Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya
mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi
segala larangan-Nya dan mengamalkan segala yang dizinkan-Nya. Ibadah ada yang
umum dan ada yang khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diinkan oleh
Allah. Allah sedangkan yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan
perincian-perinciannya, tingkat dan cara-cara yang tertentu.[12]
Ibadah yang dibahas dalam bagiaan ini
adalah dalam arti yang nomer dua, yaitu ibadah khusus. Dalam yurisprudensi Islam telah ditetapkan
bahwa dalam urusan ibadah tidak boleh ada “kreatifitas”, sebab yang mengcreate
atau membentuk suatu ibadah dalam islam dinilai sebagai bid’ah yang dikutuk
Nabi sebagai kesesatan.[13] Bilangan
sholat lima waktu serta tata cara mengerjakannya, ketentusn ibadah haji dan
tata cara mengerjakannya mislanya adalah termasuk masalah ibadah yang tata cara
dan mengerjakannyatela ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Ketentuan
ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran islam dimana
akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan
sepenuhnya.
9. Dalam bidang pendidikan
Islam
memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-laki atau
prempuan dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan islam
memiliki rumusan yang jelas dalam tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan
lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dari
kandungan surat al-Alaq. Di dalam Al-Qur’an dapat djumpai berbagai metode
pendidikan, seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi demonstrasi,
penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat dan lain
sebagainya.
10. Karakteristik
Islam dalam Bidang Ilmu dan Kebudayan
Para ilmuwan muslim juga mempergunakan
berbagai pendekatan untuk mengetahui dan memahami karakteristik
ajaran islam. Dan tidak untuk memperdebatkan antara satu stu dengan yang
lainnya. Melainkan lebih mencari sisi persamaan utntuk kemaslahatan umat.
Karakteristik tersebut mencerminkan islam sebagai risalah yang dibawa Muhammad
merupakan pelengkap risalah-risalah yang telah dibawa terlebih dahulu.
Islam bisa dibilang bisa menjiwai dalam
setiap bidang selain agama. Hal itu membuat islam memiliki karakteristik
tersendiri jika dipraktekkan dalam segala aspek kehidupan seperti ekonomi,
hukum, etika, sosial, pendidikan dan lain sebagainya. Diantara karakteristik
yang menonjol itu antara lain dalam bidang ilmu dan budaya.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang
ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga
selektif. Yakni dari satu segi islam terbuka dan akomodatif untuk menerima
berbagai masukan dari lua, tetapi bersamaan dengan itu islam juga selektif,
yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan
ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam.
Karakteritik dalam bidang ilmu
pengetahuan dan kebudayaan tersebut dapat pula dilihat dari 5 ( lima ) ayat
pertama surat al-Alaq yang diturukan Tuhan kepada Nabi Muhmmad SAW. Pada ayat
tersebut terdapat kata iqra’ yang diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut
menurut A. Baiquni, selain berarti , membaca dalam arti biasa, juga berarti
menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisa
dan penyimpulan secara induktif.
Demikian pentingnya ilmu ini hingga
islam memandang bahwa orang menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad dijalan
Allah. Islam menempuh jalan demikian, karena denga ilmu pengetahuan tersebut
seseorang dapaat meningkatkan kualitas dirinya untuk meraih berbagai kesempatan
dan peluang. Hal demikian dilakukan islam, karena informasi sejarah mengatakan
bahwa pada saat kedatangan islam ditanah Arab, masala ilmu pengetahuan dalah
milik kaum elit tertentu yang tidak boleh dibocorkan kepada masyarakat umum.
Hal demikian juga dilakukn agar masyarakat tersebut bodoh yang selanjutnya
mudah dijajah, diperbudak dan disampingkan keyakinannya serta domba.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata islam menurut istilah adalah
mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT,.
Bukan dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW. Posisi nabi
dalam agama islam diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan
ajaran islam terssebut kepada umat manusia.
Selanjutnya dilihat dari segi
ajarannya, Islam adalah agama yang sepanjang srejarah manusia. Agama dari
seluruh nabi dan rosul yang pernah diutus oleh Allah SWT., pada bangsa-bangsa
dan kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama bagi Adam as, Nabi Ya’kub,
Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan nabi Isa as. Hal demikian dapat
dipahami dari ayat-ayat
yang terdapat di dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa nabi tersebut termasuk
orang yang berserah diri kepada Allah. Namun demikian perlu ditegaskan, bahwa
meskipun para nabi tersebut telah meyatakan diri, akan tetapi agama yang mereka
anut itu bukan bernama agama islam. Misi agama yang mereka anut adalah islam,
tetapi agama yang mereka bawa namanya dikaitkan dengan nama daerah atau nama
penduduk yang menganut agama tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. Metedeologi Study Islam. Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada,1998.
Razak, Nasruddin. Dienul Islam : Penafsiran
Kembali Islam Sebagai Suatu Aqidah dan Way Of Life. Jakarta
: Al-Ma’rif, 1989.
Madjid, Nur Cholis. Islam: Doktrin dan Peradapan.
Jakarta: Paramida,2008.
[2] Al-Qur’an,4:125
[3]Abuddin Nata. Metedeologi Study Islam. (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persabda.2012),65.
[9] Ibid., 84-5.
[10] Nur Cholis Madjid, Islam: Doktrin dan
Peradapan ( Jakarta: Paramidina,2008),xii.
[13] Nasrudin Rozak, Dienul Islam, (Bandung:
al-Ma’arif,1997),44.

Komentar
Posting Komentar